Rabu, 28 Oktober 2009

Boyband Dengan Penjualan Tertinggi


Nah berikut ini adalah daftar 5 grup boyband yang berhasil mencatat rekor penjualan terbanyak. 1 grup sudah bubar, 2 masih bertahan hingga kini dan 2 grup lawas yang berhasil reuni dan berkibar kembali. So let’s get it started!

5. Take That. .Take That aktif sejak taun 1990 dan sejak ditinggal Robbie Williams bersolo karir tahun 1995, mereka memutuskan untuk bubar. Pada tahun 2005 mereka reuni dan membuat album baru bertajuk Beautiful World dan bahkan melakukan sejumlah tur. DVD Take That The Ultimate Tour Live in Manchester super duper keren dan jadi bukti kalo Take That kagak ada matinya, walaupun minus Robbie Williams. Dalam konser di Manchester tersebut mereka juga masih ngedance dengan tempo yang sama dengan waktu mereka ber’joget’ belasan taun yang lalu. Gile aja, badan mereka tuh sama sekali ga berubah, ga tambah gendut dan gerakannya juga masih asoy, muka mereka juga masih sama *ya iyalah*. Hebat bener, padahal kalo dipikir2 umur mereka sekarang udah 40 an tahun tuh tapi masih gesit. Hebat. Selama karir mereka (sampai saat ini) berhasil menjual 35 juta keping diseluruh dunia.

4. Westlife. . Boyband asal Irlandia ini memulai karir bermusiknya pada tahun 1998 dibawah asuhan Ronan Keating (vokalis dari grup Boyzone). Setaun kemudian, mereka berganti manager secara Ronan Keating sibuk dengan album solo perdananya setelah grup Boyzone bubar pada tahun 1999. Oiya, selain Ronan, Stephen Gately juga membuat album solo tapi tidak sukses, satu album doang langsung mak jlep… ilang ditelan bumi. Tahun ini, Boyzone sepertinya kembali berkibar dengan dimulainya tur reuni yang dimulai akhir May 2008 lalu bertajuk Back Again-No Matter What Tour 2008. Loh kok malah jadi ngomongin Boyzone? . Westlife adalah boyband yang sanggup mempertahankan eksistensi nya di dunia musik (yang belakangan makin banyak diramein musik cadas) meskipun minus Bryan McFadden. Grup se’mellow’ Westlife pun tak luput dari gosip seputar salah satu membernya yang belakangan diketahui gay, yaitu Mark Feehily (serupa dengan Stephen Gately yang juga gay). Westlife berhasil menduduki posisi keempat boyband dengan penjualan tertinggi, yaitu sebanyak 45 juta keping diseluruh dunia.

3. ‘N Sync. Yap. Memang grup ini sekarang dah bubar, dan kalo diliat2 sih kayaknya ga mungkin reuni deh, secara ‘jenjang’ member yang laen dengan Justin Timberlake terlalu jauh. Justin pun kini telah sukses besar sebagai solo artist yang bahkan selalu ‘berdampingan’ dengan Timbaland, pencetak tembang-tembang hits. Dibentuk pada tahun 1995, N Sync mendunia pada tahun 1997 dengan tembang andalan mereka Tearin’ up My Heart. Sama seperti Backstreet Boys, mereka ‘berkuasa’ di Eropa dan Asia, belum diterima oleh pendengar musik Amrik pada awal2 karir mereka. Album pertama N Sync pun lebih dulu dirilis di Jerman dan bukannya di AS, tanah kelahiran mereka sendiri. Mereka diterima secara luas di Amrik pada tahun 2000, yaitu setelah dirilisnya album No Strings Attached. Album ini sendiri diberi titel demikian sebagai simbol lepasnya mereka dari Lou Pearlman, produser yang ngembat honor mereka dan masuknya mereka ke recording company yang baru, Jive Records. N Sync merilis album terakhir nya pada tahun 2001 dan Greatest Hits pada tahun 2005. Secara tidak resmi, grup tersebut telah tidak aktif sejak tahun 2002. Ditambah lagi dengan kesibukan masing2 anggotanya yang mengejar ambisi karir dibidang lain. Salah satunya adalah Lance Bass yang berambisi menjadi kosmonot namun gagal karena kurang sponsor dan akhirnya justru menjadi berita tersendiri setelah mengakui kalo dirinya GAY. OH MY GOD!! Kok dari tadi selalu ada member boyband yang gay ya? . All in all, N Sync berhasil menjual sebanyak 56 juta keping diseluruh dunia selama karir bermusik mereka.

2. New Kids on the Block.    aktif sejak taun 1984 sampai 1994. Album terakhir NKOTB rilis tahun 1994 dan jauh dari sukses. Di chart pun single-single dari album tersebut gagal meraih sukses. Mereka pun bubar dan menjalani kesibukan masing2 termasuk berkeluarga. Setelah bbrp kali gagal bereuni pada tahun 1999 dan 2004, mereka akhirnya reuni pada tahun 2008 dan kini sedang bersiap meluncurkan album baru dibawah label Interscope. Btw, video klip baru NKOTB, Summertime sudah diluncurkan. Hasilnya ga mengecewakan. Lagi2 bentuk2 mereka kok ya masih sama ya? Gak gendut dan gak keliatan tuwa gitu, padahal kayak Take That, usia mereka juga udah 40 taunan. Member paling muda NKOTB, Joey McIntyre sama usianya dengan member termuda Take That, Gary Barlow, yaitu 38 tahun (klairan 1970). Tapi kalo liat di video klip Summertime ini, tampilan mereka bener2 yahud loh, pake dikelilingin cewek2 berpakaian minim segala… aih semangat boyband na emang masih kuwat . NKOTB berhasil menjual 70 juta keping diseluruh dunia.

1. Backstreet Boys. YAK! Boyband asal Florida, Amrik ini emang layak menyandang predikat penjualan album terbanyak diseluruh dunia. Karir boyband yang beranggotakan 5 personil (sekarang 4 personil, minus kevin Richardson) ini juga super terjal. Walaupun mereka dibentuk tahun 1993, sampai album kedua pun, mereka belum diterima pendengar musik Amrik. Ditambah lagi, Lou Pearlman, produser mereka yang ternyata mengambil keuntungan terlalu tinggi dan menyalahgunakan sejumlah profit bahkan menyembunyikan uang hasil keringat band tersebut yang mengakibatkan BSB nyaris tak memperoleh apapun. Selain itu, masalah kesehatan 2 membernya juga ga kalah heboh. Brian Littrell, seperti yang telah diketahui, menderita kelainan jantung sejak lahir dan bahkan nyaris meninggal diusia 4 tahun karena infeksi bakteri. Brian pun berkali-kali menjalani operasi demi menjaga kelangsungan hidupnya. Pukulan lainnya bagi BSB adalah A.J. McLean yang ketahuan kecanduan drugdan akhirnya menjalani rehab. BSB pun hiatus pada tahun 2002 hingga 2004. Selama vakum, Nick Carter sempat merilis satu album bertitel Now or Never. BSB kembali reuni setelah A.J. McLean muncul di acara Oprah Winfrey Show dan bertemu kembali dengan member2 BSB yang laen . BSB berhasil menjadi boyband dengan penjualan terbanyak sepanjang sejarah yaitu sebanyak 100 juta keping diseluruh dunia.

Coba kalian semua perhatikan, boybands diatas semuanya ngetop sekitar akhir 80 an sampai 90 an. Tentunya pada masa itu, MP3 belum ditemukan . Mungkin band2 yang ada sekarang bisa nyaingin penjualan album boybands diatas kalo saja ga ditemukan format musik MP3, OGG, WMA dan teman-temannya itu . Apalagi yang taun-taun keemasan NKOTB dan Take That itu, waalah jamannya kaset tuh, hehehehe..
Btw, tampaknya boybands masih akan exist meskipun bisa dibilang saat ini bukanlah masa keemasan bagi boyband lagi. Yang patut dikagumi adalah masih adanya keinginan beberapa boyband untuk kembali bersatu dan reuni. Kalo anak2 jaman sekarang mungkin kurang mengenal mereka, itu wajar, toh mereka tetep punya basis fans setia yang selalu mengikuti kabar terbaru musik mereka.. seperti saya contohnya.. hehe.


Senin, 26 Oktober 2009

Success Story : Arnold Schwarzenegger

Go to fullsize image

Kehidupan memang harus diperjuangkan dengan sepenuh hati, kerja keras, dilandasi ketekunan, keuletan, dan keyakinan untuk meraih mimpi dan cita-cita. Itulah pegangan hidup yang dijalani sosok "Hercules" Hollywood, yakni Arnold Schwarzenegger, sehingga bisa menjadi seorang superstar Hollywood yang masuk sebagai aktor termahal pada masanya. Dan, kini, selain sebagai aktor, mimpinya sejak kecil telah terlampaui. Saat berumur 10 tahun, Arnold pernah bercita-cita pindah ke Amerika, dari tanah kelahirannya di Austria. Namun, saat ini, tak sekadar pindah, ia sudah jadi orang nomor satu pemerintahan di salah satu negara bagian terbesar Amerika, yakni California.

Terlahir dari keluarga sederhana di Thal, Austria, kehidupan Arnold sedari kecil tergolong sudah penuh perjuangan. Sebab, ayahnya, Gustav Schwarzenegger, seorang polisi daerah, bertindak sangat keras pada anak-anaknya. Gustav bahkan sering memukuli anak-anaknya, termasuk Arnold, jika melakukan kesalahan, meski kecil sekalipun. Dari sikap ayahnya, ditambah lagi masalah keuangan yang sering mendera, kelahiran 30 Juli 1947 ini bertekad ingin merubah hidupnya. "Setiap kali saya kena pukulan, dan setiap kali ada orang yang mengatakan, kamu tidak bisa melakukan ini, saya katakan pada diri saya, ini tidak akan lama, karena saya akan keluar dari semua hal ini. Saya ingin jadi kaya, dan saya ingin jadi seseorang yang dihargai," sebut Arnold dalam salah satu kisahnya.

Arnold kecil sering menghibur diri dengan melakukan hobinya bermain olahraga. Salah satunya, yakni dengan bermain sepakbola. Ketika itu, pelatih bolanya kemudian mengajak dirinya berlatih angkat beban di sebuah pusat kebugaran. Hal ini segera menarik minatnya. Maka, di usianya yang sangat belia, 14 tahun, ia sudah berani memutuskan untuk menekuni binaraga sebagai jalan untuk mencapai mimpinya. Kebetulan, ia mendapat pelatih yang sangat mendukung karirnya, yakni Kurt Marnul, sehingga pada usia 17 tahun ia sudah mulai bisa mengikuti sejumlah kejuaraan. Selain itu, ia mengaku terinspirasi oleh seorang binaragawan Steve Reeves. "Prestasi Reeves yang sangat terkenal pada masa itu menginspirasi bahwa kita bisa tetap mencapai impian, meski orang terdekat kadang tidak memahami impian kita," sebut Arnold.

Kala itu, ada sebuah kejuaraan binaraga dunia, yakni Mr. Universe di Amerika. Menjadi juara di ajang ini menurut Arnold adalah pintu gerbang menuju impiannya. Karena itu, ia makin giat berlatih dan mengatur pola makan dengan sangat ketat. Pertama ikut serta, ia belum memperoleh gelar bergengsi tersebut. Namun, dengan latihan yang makin ketat, pada tahun berikutnya, gelar itu berhasil diraihnya. Bahkan, berhasil dipertahankan hingga empat kali berturut-turut. "Saya ingat, ketika saya datang ke sini (Amerika), kantong saya tak ada uang, tapi dipenuhi dengan impian, determinasi, dan hasrat," terang Arnold saat diwawancarai tentang keberhasilannya itu.

Sejak saat itulah, namanya makin dikenal. Dan, akhirnya, dunia film pun dirambahnya. Salah satu yang kemudian melejitkan namanya yakni Terminator yang dibuat hingga tiga seri. Selain film laga, sejumlah film komedi dan drama pun berhasil mengangkat namanya. Impiannya menjadi orang sukses di daratan Amerika pun berhasil diwujudkannya. Namun, ternyata, impiannya tak berhenti hanya sekadar jadi aktor. Didukung oleh istrinya, Maria Shriver, ia pun mencalonkan diri menjadi gubernur California.

Go to fullsize imageKepopulerannya ternyata berhasil mengantarkan dirinya menjadi gubernur negara bagian tersebut hingga dua kali. Terakhir, ia disumpah jadi gubernur periode kedua kalinya pada awal tahun ini. Saat menjabat itulah, berbagai program kepedulian sosial selalu diprioritaskan, selain berbagai program ekonomi. Salah satu yang saat ini sedang diperjuangkan adalah pemberian asuransi kesehatan kepada anak-anak. Dengan berbagai bentuk kepedulian tersebut, Arnold menjelma menjadi gubernur yang dicintai warganya.


Hidup dalam ketertekanan, jika mampu dimaknai sebagai sebuah ujian, maka bisa jadi batu loncatan menuju impian. Hal itulah yang dibuktikan oleh sosok Arnold Schwarzenegger yang berhasil mewujudkan impian masa kecilnya, meski mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan dari ayahnya sendiri sejak kecil. Dengan perjuangan, kerja keras, keuletan, dan ketekunan, Arnold mampu meraih semua impian di tengah berbagai keterbatasan dan cibiran dari orang terdekatnya sekalipun. Kepeduliannya pada sekitar pada saat menjadi gubernur menjadikan suksesnya makin bermakna. Inilah satu teladan yang perlu kita contoh dari seorang Arnold Schwarzenegger.

Minggu, 25 Oktober 2009

Movie Classic : The Lion King

Go to fullsize imageThe Lion King ("Si Raja Singa") adalah sebuah film klasik animasi produksi Walt Disney Feature Animation dan merupakan film ke-32 dalam jajaran Disney animated feature. Film merupakan film musikal dengan lagu garapan Elton John dan Tim Rice serta musik dari Hans Zimmer. Film ini juga menjadi salah satu film animasi yang paling sukses. Di Amerika Serikat, film ini menambah pemasukan Disney sebesar USD 328.541.776 dan USD 783.841.776 di seluruh dunia.

Matthew Broderick, Jeremy Irons, James Earl Jones, Jonathan Taylor Thomas, Nathan Lane, Ernie Sabella, Moira Kelly, Robert Guillaume, Rowan Atkinson, Whoopi Goldberg, Cheech Marin, dan Jim Cummings berperan dalam pengisian suara di film ini. Sekuel film ini, The Lion King II: Simba's Pride, dan The Lion King 1½, dirilis pada tahun 1998 dan 2004. Film ini berslogan Life's greatest adventure is finding your place in the Circle of Life.


Berikut Ini adalah Sinopsis dari Film ini :

Ayah Simba, Mufasa, adalah seekor singa dan merupakan raja dari seluruh binatang di tempat itu. Scar, adik Mufasa, iri dengan posisi Simba sebagai pewaris tahta dan, dengan bekerja sama bersama hyena, ia berusaha menyingkirkannya. Scar menjebak Simba dalam kejaran wildebeest. Walaupun Simba tertolong oleh ayahnya, Mufasa sendiri meninggal karena dijatuhkan oleh Scar dari tebing ke dalam kejaran binatang tersebut. Simba pun kabur karena Scar menyuruh para hyena membunuh dirinya.
Ia kemudian pingsan di gurun dan diselamatkan oleh seekor meerkat bernama Timon dan temannya, Pumbaa, yang merawatnya di hutan tempat mereka tinggal. Simba tumbuh dewasa di tempat itu dan kemudian bertemu dengan seekor singa temannya, Nala, yang memintanya untuk kembali dan mengusir Scar yang memerintah layaknya diktator. Dalam keraguan, ia bertanya pada Rafiki, penasihat ayahnya, dan Rafiki menunjukkan bahwa jiwa Mufasa ada dalam diri Simba. Simba pun kembali ke kerajaanya.
Saat tiba, ia melihat kerajaanya menjadi hancur karena Scar. Para singa pun bertarung melawan Scar dan hyenanya. Dalam pertarungan, Scar mengatakan bahwa dirinyalah penyebab Mufasa terbunuh. Pertarungan sengit pun kembali terjadi di tengah amukan api dari kilat. Scar akhirnya kalah dan diusir serta Simba menjadi raja.

Jumat, 23 Oktober 2009

Movie Classic : Terminator 2 Judgment Day



A sequel to the sci-fi action thriller that made him and star Arnold Schwarzenegger
 A-list Hollywood names, writer/director James Cameron upped the ante with this follow-up by employing a more sweeping storyline and cutting-edge special effects. Linda Hamilton returns as Sarah Connor, now a single mother to rebellious teen John Connor (Edward Furlong), during the late nineties. Having been informed by a time-traveling soldier in the first film that John will one day grow up to become humanity's savior from a computer-controlled Armageddon, Sarah has responded by becoming a muscle-bound she-warrior bent on educating John in survival tactics and battle strategies. Her ranting about humankind's future has landed Sarah in an insane asylum and John in the foster care system. The rebellious John has responded to his situation by getting into scrapes with the law. When a new and improved Terminator android called the T-1000 (Robert Patrick) arrives from the future to eliminate John, an older model T-800 (Schwarzenegger) is sent to protect the boy. The T-1000, however, has the ability to morph itself into any shape it desires, allowing it chameleon-like powers and near indestructibility. The T-800 saves John's life and helps break Sarah out of the institution. Staying only one step ahead of the dogged T-1000, Sarah leads her son and the T-800 to the headquarters of Cyberdyne Systems, the company that will invent a robotic intelligence that will eventually take over the world. There, they attempt to convince inventor Miles Dyson (Joe Morton) to help them stop the future from ever occurring by destroying his work. Dyson sacrifices himself in an explosion to save the world, leading to a final showdown between the two Terminators at a steel foundry. Terminator 2: Judgment Day (1991), which won four Oscars in technical categories for its groundbreaking effects, was followed by a short sequel filmed exclusively as an attraction for theme parks, Terminator 2: 3-D Battle Across Time (1996). ~ Karl Williams, All Movie Guide


Black & Blue : Backstreet Boys 4th Albums



  Review


When 'N Sync usurped the Backstreet Boys record of number of albums sold in
a single week early in 2000,
it had to hurt the Backstreets,
since it was played in the press as
 if they had lost the teen pop throne.
 By the time the group released their
 third album, Black & Blue,
Thanksgiving week 2000, 'N Sync was still popular, but the arc of
 No Strings Attached illustrated
that they were weak where the Backstreets were strong — namely, they
couldn't really deliver the seductive mid-tempo pop tunes and ballads
 that were the backbone of the Boys' crossover success. Songs like
"Shape of My Heart," which flows as gracefully as "I Want It That Way,"
 prove that the Backstreet Boys do teen pop ballads better than anyone,
 but what's interesting about Black & Blue is how aggressively
 they protect their territory. Of course, it's relative protection,
since they, like 'N Sync and Britney Spears, work with Max Martin,
 the man behind the biggest hits by all three artists. Consequently,
 it's not a coincidence that "Get Another Boyfriend" is a dead ringer
for "It's Gonna Be Me" crossed with "Baby One More Time,"
but what gives Black & Blue character is that it's clear
 that the Backstreets want to remain kings of their world. 
So, the ballads are smoother than ever, and their dance numbers 
hit harder, all in an attempt to keep their throne. It works, 
even if it takes a couple spins before the singles stand out, 
since the Backstreets' material and voices are stronger than
 that of their peers, adding up to state of the art teen-pop.


Selasa, 20 Oktober 2009

Michael Schumacher, Legenda F1 Sejati


Michael Schumacher (akrab disapa "Schumi""Schu", atau "Schuey", lahir di Hürth-HermülheimJerman3 Januari 1969; umur 40 tahun) adalah seorang pembalap Formula 1 asal Jerman. Tinggi badannya 174 cm. Adiknya, Ralf, juga turun sebagai pembalap Formula 1 dari musim 1997 sampai 2007. Schumi pertama kali membalap di ajang Formula 1 pada tahun 1991, sejak saat itu ia telah menjuarai 91 balapan Formula 1 dan tujuh kali merebut gelar juara dunia (1994, 1995, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004). Schumi mengumumkan pengunduran dirinya dari ajang tersebut pada 10 September 2006, dan pensiun pada akhir musim 2006. Setelah pensiun, Schumi masih terlibat dengan tim Ferrari untuk membina pembalap-pembalap muda, sekaligus pula menjadi asisten khusus tim Ferrari, baik dalam balapan grand prix, maupun dalam kegiatantesting. Schumi merupakan satu dari sekian banyak legenda hidup Formula 1 yang sangat popular hingga saat ini.

Karir Formula 1

Jordan GP (1991)

Schumi, saat testing dengan mobil Jordan 191.
Pada Agustus 1991, Schumi memulai debutnya di F1. Ia bergabung bersama tim Jordan di GP Belgia, menggantikan Bertrand Gachot yang sedang di hukum oleh kepolisian Inggris akibat ulahnya yang menyemprot seorang sopir taksi di London dengan gas CS. Eddie Jordan (EJ) berhasil mendapatkan Schumi yang saat itu masih bergabung bersama Mercedes-Benz, untuk bisa turun di F1, Eddie lantas membayar konpensasi kepada Mercy sebesar $150,000.[28] Dalam debutnya, Schumi menempati grid ketujuh dalam kualifikasi, namun gagal menyelesaikan balapan akibat kerusakan kopling di lap pertama.[29]Itu merupakan satu-satunya balapan bersama Jordan, sebelum akhirnya pindah ke tim Benetton.

Benetton F1 (1991-1995)


Masa pembelajaran

Dua minggu setelah debut yang mengesankan bersama tim Jordan, secara mengejutkan Flavio Briatore (dengan bantuan Bernie Ecclestone) menarik masuk Schumi ke tim Benetton. Sebenarnya, EJ tidak setuju dengan jalan yang ditempuh Flavio tersebut. Namun niatnya untuk menuntut Benetton pupus setelah Bernie Ecclestone menawarkan jalan tengah, yaitu sebuah kontrak pasokan mesin gratis dari Yamaha untuk tim EJ di musim 1992. Flavio lantas secara kontroversial menggeser posisi Roberto Moreno ke kursi test driver, dan menggantikannya dengan Schumi. Schumi lantas mendapat banyak mendapat pelajaran berharga dari mantan juara dunia Nelson Piquet. Balapan perdananya bersama Benetton adalah di GP Italia, di balapan tersebut Schumi meraih poin perdananya di ajang F1, bahkan ia pun mengalahkan Nelson Piquet, baik di kualifikasi, maupun di race. Flavio kemudian berkomentar bahwa suatu saat nanti pembalap barunya ini akan menguasai dunia balap F1,"Kita tunggu saja waktunya", ujar Flavio waktu itu.
Tahun 1992, dirinya mampu menaiki podium sebanyak 8 kali, salah satunya adalah kemenangan pertamanya di GP Belgia dalam kondisi hujan deras, ia pun lantas mendapatkan julukan rain master oleh kalangan paddock berkat aksinya yang memukau di balapan tersebut.Di akhir musim, Schumi menempati peringkat ketiga klasemen pembalap dengan 53 poin.
Pada 1993, Schumi kembali menunjukkan bakatnya sebagai calon pembalap besar. Namun, di tahun itu Schumi hanya menang sekali diPortugal. Itupun setelah melalui perjuangan keras melawan duo Williams. Posisi klasemen akhir Schumi adalah ke-4 dengan 52 poin.


Gelar dunia pertama

Mobil Schumi musim 1994:Benetton B194.
Pada 1994, tanda-tanda Schumi akan mendominasi musim mulai terlihat setelah ia memenangi tiga seri awal, yaitu di BrazilPasifik, dan San Marino. Dalam tiga balapan tersebut, saingan beratnya, Ayrton Senna mengalami beragam masalah. Dan yang paling parah adalah ketika di ImolaSan Marino, saat Ayrton Senna tewas akibat kecelakaan.
Setelah kematian Senna, aksi brilian Schumi makin tak terbendung. Bahkan ia merebut pole pertamanya di Monaco, dengan mudah pula ia mengalahkan Mika Hakkinen yang duduk di posisi kedua saat kualifikasi. Lantas ia sempat dihukum larangan tampil di dua balapan, akibat insiden muslihat di GP Inggris kepada Damon Hill. Namun hal itupun tidak cukup untuk mengalahkan Schumi. Ia lantas mengalahkan Damon Hill hanya dengan selisih satu poin, setelah sebelumnya mengalami insiden yang kontroversial di GP Australia, di Adelaide. Schumi pun akhirnya berhasil menjadi juara dunia untuk kali pertama sepanjang karirnya (yang pertama juga untuk tim Benetton).


Mempertahankan gelar

Pada 1995, dengan dibantu mesin Renault yang sama seperti Williams, Schumi mendominasi musim bersama rekan setimnya Johnny Herbert. Kemenangan terbaik Schumi diraih di GP Belgia, dimana ia dengan nekat melajukan mobilnya yang start dari posisi 16 menuju tangga kemenangan dengan memakai ban kering di tengah trek yang basah. Ia sempat bersenggolan dengan Damon Hill di tikungan Las Combes, namun malah Hill yang terkena penalty stop and go.
Momen unik Schumi di tahun 1995 adalah saat mobilnya mengalami masalah di GP Kanada. Sadar bahwa ia tidak akan menang, ia lantas memberi jalan kepada Jean Alesi untuk meraih kemenangan perdananya di Formula 1. Schumi kemudian membonceng Jean Alesi dalam selebrasi victory lap sebagai tanda bahwa ia ikut senang atas kemenangan pertama Jean Alesi.
Setelah sembilan kali menang di musim 1995, Schumi merebut mahkota juara dunia untuk yang kedua kalinya ditahun tersebut. Dan dengan usianya yang baru menginjak 26 tahun, Schumi merupakan pembalap termuda sepanjang sejarah yang mampu meraup dua gelar juara dunia (sebelum dipecahkan oleh Fernando Alonso di tahun 2006).


Scuderia Ferrari (1996-2006)


Reformasi tim

Mobil Ferrari Schumi pertama musim 1996.
Awal Agustus 1995, rumor kepindahan Schumi ke Ferrari ramai diperbincangkan oleh publik. Sebelumnya, ia juga sempat dihubung-hubungkan dengan McLaren, apalagi karena sewaktu ia muda, ia banyak dibimbing oleh Mercedes-Benz, yang kini memperkuat tim McLaren.
Akhirnya setelah lama bernegoisasi, Schumi setuju untuk pindah ke Ferrari yang saat itu terbilang sebagai tim dengan penampilan terburuk. Ia lantas di beri kebebasan oleh tim untuk menentukan siapa rekan setimnya. Ia lantas memilih Eddie Irvine. Selain itu, ia juga sempat menuntut agar Ferrari mau merekrut para mekaniknya di Benetton dulu seperti Ross Brawn dan Rory Byrne, tetapi baru di musim 1997-lah, Brawn dan Byrne bisa ditarik ke Ferrari.[37][38] Kuartet Schumi, Brawn, Byrne, dan Jean Todt kemudian menjadi kuartet terkuat dalam sejarah F1, seperti yang pernah dikatakan oleh Jackie Stewart.
Pada musim perdana di Ferrari (1996), Schumi hanya mampu menang tiga kali, selebihnya ia terhambat oleh mobil Ferrari karya John Barnard yang kurang kompetitif. Bahkan kekecewaannya memuncak di GP Prancis saat Ferrari yang ditungganginya meledak saat lap pemanasan, padahal ia start dari pole. Namun ia masih bisa menghibur publik Italia melalui kemenangan spektakuler di trek basah Barcelona dan di kandang Ferrari, Monza. Gelar juara dunia tahun 1996 diambil oleh rivalnya, Damon Hill dari Williams.


Harapan dan musibah

Pada 1997, dengan kedatangan Ross Brawn dan Rory Byrne, Schumi nyaris menjadi juara dunia, ia sangat kompetitif di musim tersebut. Sayang beberapa insiden yang melibatkan dirinya dengan Alexander Wurz (di Monaco), Ralf Schumacher (di Nurburgring), dan yang paling menyakitkan dengan Jacques Villeneuve (di GP terakhir di Jerez) memupuskan impian Schumi untuk menjadi juara dunia. Bahkan akibat insiden Jerez, seluruh poin yang diraih Schumi di musim tersebut dihapus oleh FIA. Selain itu, Schumi pun dikenai hukuman community service selama 60 jam.
Pada 1998 ia mendapat rival baru (sebenarnya bukan baru), yaitu McLaren yang kali ini bangkit dari tidurnya bersama Mika Hakkinen. Dengan dukungan mobil karya Adrian Newey dan ban Bridgestone, Mika Hakkinen bersama McLaren mendominasi musim tersebut. Schumi bersama Ferrari (yang memakai ban Goodyear) bukannya tidak mampu melawan, tetapi beberapa insiden kembali mewarnai karir Schumi. Salah satunya adalah kasus ban bocor di balapan terakhir musim 1998 di Suzuka, Jepang.
Tahun 1999, Schumi mengawali musim dengan baik. Ia menang di San Marino dan Monaco. Namun di GP Inggris di Silverstone, ia mengalami kecelakaan hebat di lap pertama, dan harus beristirahat untuk beberapa bulan akibat patah kaki.[44] Menurut keterangan dari majalah F1 Racing, kecelakaan tersebut terjadi karena Schumi megerem secara mendadak mobilnya saat Ross Brawn memberitahukan bendera merah akibat insiden di grid. Sebagai usaha penyembuhan cedera kakinya, ia bersama Jean Alesi lantas bertemu dengan Paus Yohannes Paulus II diVatikan. Uniknya, Schumi bukanlah seorang Katolik, Schumi adalah seorang Protestan. Rekan satu timnya, Eddie Irvine, kemudian tampil sebagai penantang gelar juara dunia, dimana ia nyaris mencuri gelar dari tangan Mika Hakkinen, namun gagal di balapan terakhir. Meskipun begitu, Ferrari berhasil menjadi juara konstruktor untuk pertama kalinya sejak 1983.


Kembali ke puncak

Schumi saat menyalip Kimi Raikkonen di GP Perancis 2002.
Di musim 2000, dengan ditemani oleh rekan setim yang baru, yaitu Rubens Barrichello, Michael Schumacher berhasil menang di tiga balapan awal yaitu di AustraliaBrazil, dan San Marino. Memasuki pertengahan musim, Schumi sempat terlibat beberapa kecelakaan dengan Ricardo Zonta (di Austria) danGiancarlo Fisichella (di Jerman), dan membuatnya harus turun peringkat ke posisi dua dalam klasemen. Namun lewat kemenangan hat trick di tiga balapan terakhir, ia akhirnya berhasil naik kembali ke posisi teratas klasemen, dan kemudian menjadi juara dunia bersama tim Ferrari di akhir musim (untuk pertama kalinya bagi Ferrari setelah 21 tahun).Ia juga menyamai rekor Ayrton Senna dengan menjuarai 41 lomba. Momen menarik di musim tersebut adalah pada saat GP Belgia. Ketika balapan tingga tersisa 3 lap lagi, ia disalip dengan menawan oleh Mika Hakkinen. Seusai balapan, tampak wajah Schumi lesu dan geram, terlebih Mika Hakkinen datang dan menjelaskan aksinya tersebut pada Schumi. Namun uniknya, hanya dua jam setelah perayaan podium ia bersama Hakkinen kemudian tertangkap basah sedang menghisap cerutu dan minum bir di motorhome Ferrari.
Musim 2001 menjadi era besarnya dominasi Ferrari, mulai dari Australia hingga Jepang. Ia menang mudah di Australia dan Malaysia. Kemudian setelah gagal di Brazil dan San Marino, Schumi kembali menang di Spanyol, dimana kemenangannya ia raih setelah Mika Hakkinen yang memimpin sampai lap terakhir tiba-tiba mengalami masalah mesin. Schumi yang berada di P2 (dan Juan Pablo Montoya di P3 bersama Jacques Villeneuve di P4) mendapatkan durian runtuh, dan sesaat setelah semua mobil masuk ke parc ferme, Schumi terlihat meminta maaf kepada Mika yang terlihat lesu atas kejadian tersebut. Michael kemudian memecahkan banyak rekor dan merebut gelar juara dunia untuk yang keempat kalinya di GP Hungaria, ketika masih ada empat balapan tersisa di musim itu. Ia menjadi pemegang rekor juara GP terbanyak, mengalahkan rekor Alain Prost yang pernah menang 52 kali. Kemudian di GP Italia, dengan masih diselimuti awan duka tragedi 11 September 2001, Schumi sebagai ketua Grand Prix Drivers Asociation lantas meminta semua pembalap untuk tidak menyalip di tikungan pertama dan kedua. Hanya tiga pembalap yang tidak setuju usulan Schumi tersebut, yaitu Jacques VilleneuveJenson Button, dan Enrique Bernoldi. Sepanjang balapan, Schumi pun terlihat tidak fokus, dan hanya finish di P4 dibawah rekan setimnya sendiri, Rubens Barrichello yang ada di P2.
Pada 2002, balapan F1 menjadi terasa lebih mudah bagi Schumi. Dengan bagusnya performa mobil Ferrari F2002 yang dikemudikan Schumi dan Rubinho, balapan demi balapan di musim 2002 menjadi mudah ditebak. Di Australia, dengan mobil lama F2001, Schumi berhasil menjadi juara. Setelah gagal di Malaysia, Ferrari kemudian meluncurkan F2002 di Brazil, dan Schumi pun lagi-lagi menjadi juara. Pada balapan tersebut Schumi menang tanpa kibasan bendera finish karena Pele yang berperan sebagai petugas pengibar bendera finish belum paham. Praktis setelah balapan memasuki GP San Marino, hanya dua pembalap Ferrari-lah yang terlihat sangat kompetitif. Bahkan ketika F1 baru menjalani 11 race (di Prancis), Schumi telah memastikan diri sebagai juara dunia 2002.Di sisa musim, Schumi kemudian membantu rekan setimnya sendiri, Rubens Barrichello agar bisa duduk di posisi kedua klasemen pembalap, dan usahanya ini berhasil.
Schumi merayakan kemenangannya di GP AS 2004.
Di musim 2003, Michael Schumacher menorehkan sejarah; ia berhasil menjadi pembalap satu-satunya yang merebut gelar juara dunia sebanyak enam kali. Meskipun ditahun tersebut dia harus berjuang sampai GP terakhir setelah mendapat perlawanan keras dari Kimi RaikkonenFernando Alonso, dan Juan Pablo Montoya. Sebelumnya di awal musim, Schumi bersama Ferrari mengawali musim 2003 dengan buruk. Schumi bahkan baru mencetak kemenangan di San Marino. Di balapan tersebut, ibunda Michael, Elizabeth, meninggal dunia tepat sesaat sebelum balapan. Michael menang balapan tersebut, dan kemenangannya kemudian didedikasikan untuk sang Bunda. Di balapan terakhir, di Suzuka, Jepang, Schumi hanya membutuhkan satu poin saja untuk menjadi juara. Di kualifikasi ia start di P14, sementara saingan utamanya, Kimi Raikkonen start di P2. Schumi kemudian berhasil naik ke P8 dan mengamankan gelar juaranya, dengan dibantu Barrichello yang berhasil memenangi lomba dan menahan Raikkonen agar tetap diam di posisi kedua. Malamnya setelah balapan, Schumi melakukan tindakan memalukan, yang apesnya tersorot media. Di sebuah hotel dirinya kemudian kepergok oleh media sedang melempar TV dan kulkas kecil dari kamar hotel dikarenakan mabuk.
Musim 2004 prestasi Ferrari kembali meningkat seperti musim 2002, Schumi kembali menjadi juara dunia dengan mudah. Bahkan Ferrari seakan tanpa lawan karena baik Schumi dan Rubens Barrichello selalu mendominasi podium balapan dengan mudah. Ferrari di tahun itu hanya kalah di Monaco (oleh Jarno Trulli –Renault), Spa (oleh Kimi Raikkonen – McLaren), dan Interlagos (oleh Juan Pablo Montoya – Williams). Dengan gelar juara dunia di musim 2004 ini, Schumi kembali mempertajam rekornya sebagai satu-satunya pembalap F1 yang mampu meraup tujuh kali gelar dunia.


Akhir karir

Schumi dan Felipe Massa saat start GP Prancis 2006.
Pada 2005, Schumi seakan loyo, dikarenakan performa ban Bridgestone yang sedikit lebih buruk dibanding tahun-tahun sebelumnya. Meskipun Ferrari telah menyiapkan diri dengan baik, namun hal itu tampaknya tidak diikuti oleh ban yang bagus dari Bridgestone. Di tiga balapan awal Ferrari memakai mobil F2004, baru kemudian di San Marino Ferrari menurunkan mobil baru F2005. Secara mengejutkan di balapan tersebut Schumi tampil melejit, dan ia bisa saja menang kalau tidak tertahan Jarno Trulli di awal balapan. Sepanjang musim berjalan, Schumi hanya menang di Amerika Serikat, itupun karena balapan hanya diikuti enam mobil (semuanya berban Bridgestone). Sementara semua tim lawan yang memakai Michelin memutuskan mundur dari lomba karena alasan keamanan. Di akhir musim Schumi berada di posisi tiga klasemen akhir dibawah Fernando Alonso (Renault) dan Kimi Raikkonen(McLaren).[57]
Ferrari mulai memperbaiki diri di musim 2006. Schumi pun mendapat rekan setim yang baru, yaitu Felipe Massa. Regulasi ban pun berubah, dengan kembali mengikuti format di musim 2004 dan sebelumnchumi pun berpeluang meraih gelar kedelapan apabila mesin Ferrari-nya tidak meledak di Jepang. Schumi mengumumkan bahwa dia akan pensiun diakhir 2006, dan Kimi Raikkonen akan menggantikan posisinya di 2007. Balapan terakhir Schumi di Brazil dipenuhi isak tangis jutaan fans F1 diseluruh dunia (baik yang suka ataupun benci padanya). Sadar tidak bisa meraih gelar kedelapannya setelah gagal di Jepang, Schumi mempertontonkan aksi terbaiknya. Start dari posisi 10 dan terlempar kebelakang akibat ban bocor, Schumi mampu menyikat semua lawannya hingga posisi empat. Balapan sendiri akhirnya dimenangi rekan setimnya, Felipe Massa.Hingga akhir karirnya di F1, Schumi telah mencatat poin lebih dari 1000 pts, menjadikannya pembalap F1 tersukses sepanjang masa. Selain itu, Schumi juga telah memenangi balapan F1 di 22 sirkuit berbeda, sirkuit yang belum pernah ia juarai adalah TurkiMeksiko, dan Luxemburg. Balapan yang paling banyak ia menangi adalah GP Prancis di sirkuit Magny-Cours, dengan raihan total sebanyak delapan kali. Ia juga memenangi lima kali balapan di Indianapolis (2000, dan 2003-06) dan Monaco (1994-95, 1997, 1999, dan 2001). Dan hingga saat ini, Schumi merupakan satu-satunya pembalap Jerman yang sukses menjadi juara dunia di Formula 1.


Kontroversi

Sebagai seorang pembalap besar, Schumi juga tidak lepas dari beragam kasus yang ia lakukan atau terlibat didalamnya. Berikut adalah kasus-kasus dalam balapan yang melibatkan Schumi sepanjang karirnya.
GP Inggris 1994 (Silverstone)
Schumi marah ketika sesi latihan bebas karena "diledek" Damon Hill saat Hill sedang berada di pitwall dan Schumi keluar dari garasi Benetton. Saat sesi pemanasan sebelum start, Schumi dan Hill sama-sama keluar dari garasi mereka masing-masing, secara kasar Schumi menggasak dan menyalip Hill. Langsung panitia mengibarkan bendera hitam, tanda diskualifikasi dari lomba untuk Schumi. Schumi malah tetap ngebut, dan akhirnya oleh panitia ia dikenai hukuman tambahan: dilarang tampil dalam dua balapan, sementara tim Benetton terkena denda setelah terbukti lalai tidak mampu mengontrol emosi pembalapnya, dan bos tim Flavio Briatore dilarang tampil dalam lima balapan setelah melontarkan kata-kata kotor pada steward balapan.
GP Australia 1994 (Adelaide)
Schumi dan Hill berselisih satu poin dalam klasemen, dan ini adalah balapan terakhir musim 1994. Strategi pitstop Damon Hill dan Schumi saat balapan sama, dan hal ini dimanfaatkan Hill untuk menggeber mobilnya semaksimal mungkin agar jaraknya tidak terlalu jauh dengan Schumi. Pada lap 36, Schumi secara tiba-tiba melebar di Turn 3, dimana ban kanan mobilnya menyenggol dinding. Hill yang tepat berada dibelakangnya mencoba menghindar, namun jalannya ditutup Schumi. Mengakibatkan kedua pembalap bersenggolan sampai Turn 4, dan kemudian keduanya tersingkir. Menghasilkan gelar juara dunia pertama untuk Schumi[35], dan tidak ada hukuman sama sekali baginya oleh FIA setelah insiden balapan tersebut.
GP Belgia 1995 (Spa-Francorchamps)
Schumi memaksakan start balapan memakai ban kering ditengah cuaca Belgia yang basah akibat hujan deras. Dengan mobil yang sulit dikendalikan akibat ban slick di tengah trek basah, Schumi memblok Hill sejak start, dimana keduanya kemudian bersenggolan di tikungan Les Combes. Lucunya malah Hill yang dihukum penalti stop-go 10 detik akibat dinilai mencoba menabrak Schumi di trek basah.
GP Eropa 1997 (Jerez)
Satu lagi kisah perebutan gelar juara dunia untuk Schumi, dimana kali ini ia melawan Jacques Villeneuve (JV). JV mencoba masuk dari tikungan Dry Sac pada lap 48. Schumi merespon dengan menghalangi jalan JV, dan mengakibatkan keduanya bersenggolan. Schumi kemudian terperosok ke gravel, sedangkan JV berhasil finish ketiga dan merebut gelar juara dunia. Hukuman kemudian diberikan pada Schumi, yaitu diskualifikasi dari klasemen pembalap dan larangan community service selama 60 jam.[42] Sebagai "kenang-kenangan", Sir Frank Williams dan Patrick Head kemudian memajangkan sasis Williams FW18 yang ditumpangi JV saat ia disenggol Schumi, di markas besar Williams di GroveOxfordshireInggris. Siapapun Anda yang berkesempatan berkunjung kesana, bisa menyaksikan bukti otentik insiden JV vs. Schumi di Jerez 1997.
Schumi saat bertarung denganDavid Coulthard di GP Inggris 1998.
GP Inggris 1998 (Silverstone)
Schumi menyalip Alexander Wurz di lap 43 saat masuknya safety car yang diakibatkan insiden yang menimpa mobil Heinz-Harald Frentzen. Ia lantas dihukum penalti 10 detik stop and go. Steward yang nampaknya juga sama-sama lupa membiarkan Schumi tetap di trek sampai lap terakhir (padahal sesuai peraturan, pembalap harus melaksanakan hukuman tersebut paling lambat tiga lap setelah ia resmi terkena hukuman). Schumi menjalani hukuman stop and go di lap terakhir, dan setelah itu ia dikibasi bendera finish, Schumi dinyatakan "menang" secara sah walapun berada di dalam pitlane.[79][80]
GP Belgia 1998 (Spa-Francorchamps)
Di balapan basah ini Schumi tengah memimpin balapan dan David Coulthard (DC) ketinggalan satu lap. Schumi yang diperkirakan saat itu tengah "melamun" secara tiba-tiba menyeruduk ekor mobil McLaren DC di tikungan Les Combes. Schumi kemudian kembali ke pit dengan menyisakan tiga roda dimobilnya, dan Coulthard kehilangan sayap belakang. Schumi lantas memaksa masuk ke garasi McLaren, dimana ia menyembur wajah DC dengan air minum dan berniat berkelahi dengan DC (yang saat itu masih memakai helm) akibat insiden tersebut, namun untungnya berhasil dipisah oleh para mekanik McLaren.[81] Sebagai bukti otentik atas insiden ini, DC dan Schumi yang kembali berdamai setelah beberapa minggu berseteru akibat insiden ini saling menandatangani sasis mobil yang mereka tumpangi saat terjadinya insiden tersebut. Kini sasis Ferrari F300 yang ditunggangi Schumi di Belgia 1998 bisa kita lihat di Museum Ferrari di Maranello, Italia, dan sasis McLaren MP4-13 tunggangan DC di Belgia bisa kita lihat di markas McLaren di Woking, Inggris.
GP Jerman 2001 (Hockenheimring)
Selepas start, Schumi mengalami kegagalan transmisi dan ia melambat. Dari belakang Luciano Burti yang tengah berakselerasi akhirnya langsung menyeruduk Schumi, mengakibatkan mobil Prost-nya terhempas keatas, dan membawa korban lain seperti Jos Verstappen danEnrique Bernoldi. Schumi yang seharusnya menyingkir ke tepi trek malah memajukan mobilnya ke tengah trek, akibatnya bendera merah keluar, dan Schumi beruntung karena ia masih diperbolehkan mengikuti restart oleh steward balapan.
Team Order: Rubens Barrichellomemberikan kemenangannya bagi Schumi di akhir GP Austria 2002.
GP Austria 2002 (A1-Ring)
Setelah Schumi gagal menyalip Rubens Barrichello sepanjang balapan, tim Ferrari lantas menginstruksikanteam order pada Barrichello agar mengalah di tikungan terakhir, tepat beberapa meter sebelum finish. Schumi menang secara kontroversial. Diatas podium, penonton begitu kecewa dan mencemooh Schumi dan Barrichello saat menaiki podium. Keadaan makin kacau saat Schumi mendorong Barrichello naik ke tangga podium tertinggi. Kanselir Austria memberikan piala kemenangan kepada Schumi, dan setelah itu Schumi malah memberikannya kepada Barrichello, yang kemudian dinilai oleh FIA dan Bernie Ecclestonesebagai tindakan memalukan dan melecehkan kanselir Austria sebagai kepala pemerintahan suatu negara. Atas insiden Austria tersebut, FIA "menghadiahi" Schumi dan Ferrari dengan denda sebesar satu juta dollarAS.[82]
GP Amerika Serikat 2002 (Indianapolis Motor Speedway)
Sekali lagi Schumi membuat ulah. Tanpa sepengetahuan Barrichello dan timnya sendiri, Schumi yang saat itu sedang memimpin secara tiba-tiba memperlambat mobilnya di akhir lap terakhir. Sehingga akhirnya Rubens Barrichello naik menjadi juara.[83] Awalnya Schumi berencana untuk membuat formasi finish yang bagus, sayangnya hal itu gagal, dan untuk menutupi rasa malunya, Schumi menuturkan pada pers bahwa kemenangan Barrichello tersebut merupakan "balas jasa" atas tindakannya di Austria. Kembali Schumi dicemooh, bahkan ia pun berperan besar atas menurunnya minat masyarakat AS menonton F1 akibat tindakan tersebut.
GP Inggris 2003 (Silverstone)
Schumi gagal maju kedepan karena handling mobil F2003-GA nya kurang begitu mengigit di Silverstone, dimana rekan setimnya, yaitu Rubens Barrichello bisa menunjukan bahwa ia mampu menyetting mobil dengan baik di Silverstone. Demi mengamankan posisi puncak klasemen dan juga posisi saat balapan, semua lawan yang mencoba menyalip Schumi sebisa mungkin Schumi halangi. Salah satunya adalah ketika ia terlihat seperti akan mencelakakan Fernando Alonso di tikungan Stowe dalam kecepatan 296km/j. Lucunya tindakan berbahaya Schumi ini sama sekali tidak dikenai hukuman oleh FIA maupun steward balapan.
GP Monaco 2006 (Monte Carlo)
Akhir babak kualifikasi, dan Schumi mencatatkan waktu tercepat yang bisa mengantarkannya meraih pole position. Dibelakangnya ia melihat Alonso mencatatkan waktu yang lebih baik lagi. Secara tiba-tiba saat in lap, Schumi memperlambat mobilnya di tikungan Rascasse, dan ia terlihat seperti mematikan mesin mobil, dan membuat mobilnya menghalangi jalan. Malam harinya seusai kualifikasi, FIA berkesimpulan bahwa tindakan Michael tersebut memang disengaja, dan hasilnya ia terkena hukuman harus start dari posisi paling buncit (P20).
GP Hungaria 2006 (Hungaroring)
Setelah melihat Alonso KO di Turn 2 akibat kesalahan pada pemasangan mur ban depannya, Schumi terlihat kegirangan, sampai-sampai ia nekat untuk memilih tidak masuk pit demi posisi podium di trek basah yang sudah mulai mengering. Sayangnya ia salah perhitungan, sebab di Turn 13 ia melintir dengan hebat, dan nyaris saja ditabrak oleh Nick Heidfeld dari BMW. Sebuah tindakan bodoh yang seharusnya tidak perlu dilakukan oleh pembalap sekelas Schumi.


Statistik


Karir

Michael Schumacher dihadapan para pendukungnya di GP Brazil 2006.
Thanks Michael: Ucapan salam perpisahan dari tim BMW-Sauber untuk Michael Schumacher di GP Brazil 2006.
Tampil: 250 kali
Start GP: 249 kali (gagal start di GP Prancis 1996)
Balapan pertama: GP Belgia 1991
Balapan terakhir: GP Brazil 2006
Menang: 91 kali
Menang pertama: GP Belgia 1992
Menang terakhir: GP China 2006
Pole: 68 kali
Pole pertama: GP Monaco 1994
Pole terakhir: GP Prancis 2006
Total poin: 1369 (termasuk yang dianulir tahun 1997)
Juara dunia: 7 kali (199419952000200120022003, dan 2004)




(Dikutip dari Wikipedia dengan sedikit perubahan)